CERITA MAHASISWA SEMESTER TUA

Posted by ,
Nggak kerasa semester ini gue memasuki tahun ke 4 kuliah di Semarang padahal rasanya baru kemarin gue ikut ospek tapi sekarang udah punya tiga adik angkatan aja.

 Walaupun mungkin selama kuliah hasilnya masih sangat jauh dari apa yang orang tua gue harapkan tapi semua itu harus tetap disyukuri setidaknya ilmu yang gue dapat sedikit-sedikit bertambah. Sekarang gue jadi tahu tentang berbagai macam hukum diantaranya Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Rimba, Hukum Archimedes, Hukum Newton, Hukum Karma dan masih banyak lagi. Kemudian dalam hal kebahasaan juga bertambah, dulu waktu MA pelajaran bahasa Arab, gue taunya cuma bahasa Arabnya selamat pagi doang yaitu sobahal Khoir tapi sekarang setelah kuliah, bahasa arab gue jadi bertambah sekarang gue jadi tau bahasa Arabnya kamu senyum ke aku yaitu SUBHANALLAH sedangkan bahasa Arabnya perasaan aku ke kamu yaitu MUBADZIR. Terlepas dari itu semua ada sedikit dilema yang sedang melanda gue tapi mungkin bukan hanya gue saja yang merasakan hal ini tapi semua mahasiswa yang sudah memasuki masa-masa semester akhir. Mulai dari pengajuan judul skripsi, pembuatan skripsi, dosen pembimbing, teman seangkatan yang lulus duluan dan menghadapi pertanyaan KAPAN LULUS dari orang-orang sekitar? Gue disini akan mencoba membahas satu persatu C[D]erita menjadi mahasiswa semester tua. Oke langsung aja ke TKP Cekidot:



1. Ngajuin Judul Skripsi
Agan dan aganwati yang pernah ngerasain ditolak cintanya, pasti tau gimana rasanya? Pasti nyesek, sedih, galau, kesel dan amburadul banget perasaannya kan. Begitulah juga gambaran perasaan saat ditolak judul skripsinya gak jauh beda sama ditolak cinta. Kita udah berusaha sekuat tenaga nyari judul yang semenarik mungkin eh ditolak aja sama dosen ketua jurusan dengan berbagai alasan mulai dari udah pernah ada yang ngangkat, teorinya nggak relevan, data enggak valid, aku mau fokus ngajar dan ngurus anak dulu serta kamu sukanya makan beng beng langsung sedangkan papaku sukanya makan beng beng dingin dan berbagai alasan yang lainnya. Dan yang terakhir aku mohon sama ibu dosen cukup cintaku aja yang ditolak judud skripsiku jangan. 
2. Pengerjaan Skripsi
Bagi kebanyakan mahasiswa, skrispsi adalah momok yang sangat menakutkan. Bagaimna tidak, skripsi adalah ujian sesungguhnya bagi mahasiswa, ia menyerang fisik dan mental. “barangsiapa mahasiswa yang tidak kuat bakal berantakanlah hidupnya”. Kira-kira begitulah pesan tersirat yang terdapat pada skirpsi. Selain ujian secara fisik dan mental dalam pengerjaan skripsi juga banyak banget cobaan yang menerpa mahasiswa. Godaan yang paling sering adalah ketika ada niat, ada semangat nggak ada buku. Giliran ada niat, ada buku nggak ada semangat. Giliran sudah ada buku, niat dan semangatnya yang nggak ada. Itulah segala sesuatu yang semua mahasiswa rasakan ketika pengerjaan skripsi. Untuk melewati itu semua dibutuhkan perjuangan jiwa, raga dan disertai dengan untaian doa. Dan percayalah SKRIPSI pasti berlalu. 


3. Dosen pembimbing
Mungkin agan dan aganwati akan sangat setuju dengan kalimat “menunggu adalah sesautu yang sangat membosankan”. Hal itu juga berlaku bagi mahasiswa yang nunggu dosen pembimbing tapi mau tidak mau mereka harus melakukan itu semua demi satu tujuan yaitu kata acc. Untuk mendapatkan kata acc dibutuhkan perjuangan yang begitu besar mulai dari nunggu dosen pembimbing berjam-jam, kecewa diPHPin dosen pembimbing katanya bisa ketemuan giliran udah ditunggu malah nggak jadi datang dan belum lagi harus tabah dan berlapang dada dengan semua coretan dosen pembimbing di atas skripsimu yang kau kira sudah terbaik. Pepatah yang tepat utk mewakili momen-momen di atas adalah “mati gaya udah jadi hal yang biasa, mati kutu udah jadi teman setia saat menuggu dan kata-kata acc jadi sesuatu yang awesome”. Dan terakhir pesan untuk semua dosen pembimbing di Indonesia: seharusnya cukup para remaja yang baru lulus SMA saja yang suka coret-coret (seragam) untuk bapak dan ibu dosen jangan suka ikut-ikutan coret-coret (skripsi) juga.


4. Ditinggal Teman Seangkatan Lulus Duluan
Sakitnya ditinggal mantan menikah itu belum seberapa, masih jauh lebih sakit ditinggal teman seangkatan lulus duluan. Bagaimana tidak, coba bayangkan dulu masuk kuliah bareng, susah seneng bareng, bolos kuliah bareng sampe-sampe mimpi basah bareng ehhh. Malah mereka lulus duluan, bisa dibayangkan gimana rasanya? Complicated banget lah rasanya. Kalo ditinggal mantan nikah itu nggak seberapa kita masih bisa nyari pacar lagi. Lah ini kita ditinggal temen lulus duluan, kalo diibaratkan rasanya itu seperti hidup sebatang kara mau ke kampus males karena nggak ada temenya belum lagi malu ketemu adik-adik angkatan. Walaupun kini kita semua telah berpisah tapi aku tetap bahagia karena setidaknya mereka pernah hadir dikehidupan ku dan merekalah keluargaku disini. Dan walaupun kita tidak dipersatukan dalam satu momen wisuda setidaknya kita pernah menetap senyum rektor yang sama.


5. Pertanyaan KAPAN WISUDA?
Dalam dunia kemahasiswaan ada sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab semua mahasiswa yaitu pertanyaan kapan wisuda? Pertanyaan tersebut klo diibaratkan selevel dengan pertanyaan. Hitunglah geometri dan variabel linear dari bakso yang memiliki diameter 5 cm atau pertanyaan fisika tentang kecepatan yaitu: andi dan rahma adalah sepasang kekasih jarak kedua rumah pasangan kekasih tersebut 5 km berapa kecepatan bambang ketika menikung andi untuk mendapatkan cintanya rahma? Kira-kira begitulah gambaran sulitnya pertanyaan kapan wisuda sama-sama bikin pusing. Dan disini gue cuma mau memberikan tips kalau kalian menjumpai seseorang yang menanyakan pertanyaan KAPAN WISUDA? Dengar dan simaklah baik-baik seseorang yang menanyakan hal tersebut ketika orang yang bertanya telah selesai taruh telunjukmu diantara hidung dan mulut si penanya sambil bilang ssssst kemudian tarik kupingnya dan bisikanlah asyhadu alla ilaha illallaah insya Allah orang tersebut langsung tobat dan tidak akan menanyakan hal itu lagi. 




Namun terlepas dari semua itu terlihat begitu berat untuk dijalani, tetap ada pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil. Dari momen-momen tersebut kita diajarkan perjuangan, pengorbanan, kesabaran, dan mengajarkan agar kita selalu berharap dan berdoa agar diberikan yang terbaik. Apa yang kita kerjakan hari ini akan berpengaruh terhadap masa depan. Maka teruslah berjuang dan percayalah karena hasil tidak akan pernah menghianati prosesnya.

Related Post :